Kutorehkan saja kata, pada jiwa... ______Trapped In Here...------

about . . .

Name: dhank Ari
Bdae: March 22nd
ICQ:
MSN:
Alt E-Mail: dhank_ari@yahoo.com

Boleh dikunjungi

|imajinasi kata|
|
imajinasi visual|

Rancangan Situs oleh

|F_ggie|
|
CHC|
Thursday, January 27, 2005

ketika beruntung malam ini,
ada sebuah keinginan untuk menimang rindu
pada seluruh biru masa lalu.

tidak selamanya rendah kelemahanku.
tidak selamanya tangis menohok getar harian itu.


Remembering On|5:05 AM| bahwa masih ada tawa

+ + + + +
Saturday, January 22, 2005

rerumputmu datang ketika senja

tak pernah terlalu banyak
secukup tenaga ini mampu mencakar bumi
dan mencabuti rerumput itu untukmu

Remembering On|4:57 AM| rerumput datang

beranda surat kabar pagi
sudah di ujung tanda kehabisan kata

aku sedikit lelah
kalau hanya harus memandangi jalanan padat,
sambil menunggu pelanggan
dengan hanya ditemani eksemplar2 surat kabar

telah sepuluh tahun aku di sini
kamu menginjak tahun ketujuh menemaniku

kemana bau nafasmu,
nakal-nakal tawa tuamu,
marah-marahmu pada pengamen,
atau ejekanmu padaku
ketika sama sekali tak ada pelanggan yang datang
hingga jam makan siang?

jangan kira aku tak merindukanmu, kawan!
makanya aku
selalu sediakan satu bangku kosong itu untukmu

Remembering On|4:54 AM| menanti teman berbincang

+ + + + +
Saturday, January 15, 2005

Lantas terlihat sibak layarmu, hai perahu pembawa pangeranku!
Lantas melintas pancaran senja di ujung Senggigi.

Aku sudah bertahun di sampan terabai ini, menantimu, pangeranku!
Karena kau telah berjanji bahwa pelayaranmu hanyalah sementara.

Aku sudah disini, dan tidak akan kemana-mana lagi.

(also catch the moment at www.harisman.fotografer.or.id)

Remembering On|3:40 AM| menunggu perahu layarku

renung itu kubawa hingga senja.

bahkan nyiur aku ajak menghembus bayangan terakhir yang dapat kuingat tentang dirimu
aku sudah mati dalam cumbu asmara itu denganmu
kini aku sedang berusaha lahir lewat rahim pemikiran terbaikku.

Remembering On|3:39 AM| renung senja

merekalah peneman senja.
meneduhi diri mereka sendiri dalam jingga warna yang kemudian cepat berubah malam

merekalah peneman senja
walau bagaimanapun mereka tetap setia pada transisi waktu yang kadang demikian cepat

dari sisi warung kudekatkan penciumanku pada senja
aku baru mendapati betapa senja memang memikat

apa aku harus meminjam waktu darimu, keseharianku, untuk aku habiskan di seluruh rona senja?

Remembering On|3:38 AM| peneman senja

keangkuhan itu menaiki delman pantai hingga ke ujung senja
keangkuhan itu panas bergejolak
dan kemudian berpacu dengan warna senja

akulah lelaki angkuh itu
sedang kucoba jinakkan percikan-percikan asmara
yang seakan runtuhkan bekal logika

akulah lelaki angkuh itu
dan sedang mengingat tingkahmu, yang bangkitkan emosiku.

Remembering On|3:38 AM| delman ujung senja

pada ingatan tentangMu
aku sempat rendahkan pandangku
dan panjat doa
meminta ampunan atas dosaku

kemudian berlaluku dari rumahMu
hingga dosa kembali menyembul di ubun-ubun
dan melantaiku bersama gagas perusak moral
bersama goda-goda dosa terbesar

aku berhura tiada lelah
aku melupa tanpa arah

apa harus bencana
yang kemudian tempa rumahMu kini
yang pada akhirnya sadarkanku
atas kepergianku sekian lama dariMu?

pada ingatan tentangMu
aku harap dapat kembali
dan berkumpul dalam hidayatMu

meski harus bencana terlebih dahulu
yang telah gempur rumahMu
untuk tebusan kesadaranku.



untuk Aceh dan seluruh saudara di Aceh.

Remembering On|3:36 AM| pada ingatan tentangMu

rindu dendam pada pelaku pembubuh asmara
dalam hatiku
tak bisa kutahan demikian rupa dengan suara

aku melendot terhampar
di dalam gubuk terterang cahaya lampu minyak
saja

aku hanya bisa nyalakan sigaret
tanpa bisa hadirkanmu di sini
menuntaskan awalan yang kau buat dengan suaramu.

Remembering On|3:34 AM| nyalakan sigaret

senjaku,
lantas sendiriku

senjaku,
lantas sendiriku

aku memang gemar runtuhkan rasa di ujung senja
aku memang senang menantikanmu di riuh senja

aku hanya punya keyakinan
bahwa aku akan dapat menemukan pendar asmara
di selasar semburat senja

Remembering On|3:33 AM| senjaku, sendiriku

semenjak menara membumbung
seribu lupa dari umat manusia

semenjak menara berkumandang
sejuta abai dari umat sedunia

termasuk aku
ya, termasuk aku

lantas, teraga rohku hingga merasa sakit karena pukulan
terhempas rohku sebagai raga karena hamparan aliran air yang berlebih
terengahku bernafas, mungkin karena tak terlatih berdoa

apa menara masih akan mengajakku meniti jalan religi menuju kasihNya?

Remembering On|3:30 AM| semenjak menara

+ + + + +
Saturday, January 01, 2005

belum kering seluruh air mataku akan haru,
namun aku harus terus melangkah.

selamat tinggal detik-detik kemalasan.
selamat tinggal buai-buai nafsu dosa.
selamat tinggal cerita basi masa lalu.

sungguh indah menemukan diri sendiri dalam tekad
aku merasa tinggi dalam segala arti dan nuansa yang positif

aku ingin menjadi raja untuk diriku sendiri
dan bukan hanya untuk satu hari saja.

Remembering On|1:05 AM| 1 januari

+ + + + +

Photobucket Photobucket