Kutorehkan saja kata, pada jiwa... ______Trapped In Here...------

about . . .

Name: dhank Ari
Bdae: March 22nd
ICQ:
MSN:
Alt E-Mail: dhank_ari@yahoo.com

Boleh dikunjungi

|imajinasi kata|
|
imajinasi visual|

Rancangan Situs oleh

|F_ggie|
|
CHC|
Wednesday, September 27, 2006

muntah melihat dirimu yang bengal.
muak mendengar kata-katamu yang tak terawat.

sudahlah tinggalkan botol-botol itu.
temanilah aku, sekarang.

bersihkan pula paru-parumu dari nikotin.
dan temanilah aku, sekarang.

aku mungkin hanya akan berdiri satu menit saja di dermaga ini.
sebelum kapal itu membawaku pergi dan tak kembali.

Remembering On|8:47 AM| satu menit

kepikiran untuk berdandan semalaman suntuk
untuk menyambut kedatanganmu yang telah direncanakan.

kepikiran untuk menyiapkan sebuah hadiah istimewa
agar kau tahu bahwa aku selalu setia di gubuk ini
bersama si buyung yang memang semakin kurus saja.

kepikiran juga untuk memasakkanmu jengkol dan sayur bayam,
sama seperti yang biasa kita makan
kalau ada rezeki lebih.

kepikiran, sebenarnya, Bang.
Tapi maaf, ya.

Bedak-bedak itu sudah tandas, tak terbeli lagi.
Duit juga tak banyak, tak cukup untuk membeli kado dan aku tak ingin mencuri, Bang.
Bu Soleh, sudah tak mau diutangi lagi biar cuma buat bayam satu ikat dan jengkol...

Maaf, ya, Bang.
Abang masih mau kan pulang ke rumah ini?

Remembering On|8:41 AM| selepas penjara

kau terjemahkan saja kata-kataku semalam
dengan sebuah pertimbangan
bahwa aku pernah menempatkan tinjuku di mukamu yang basah air mata,
hingga akhirnya basah oleh darah.

kau terjemahkan saja makianku hari ini dan juga mungkin esok hari
dengan sebuah pengalamanmu
tentang betapa rapuhnya sebuah hubungan tanpa dasar
yang hanya kau jalani dengan nafsu.

kau terjemahkanlah, tolong, semuanya..

aku malas mengejanya kata demi kata di depan mukamu yang memuakkan.
aku tak hendak menghirup udara yang baru saja berbaur dengan hembusan nafasmu.

Remembering On|8:26 AM| benci

berikan aku tahu
tanpa perlu kau potong daging impormu itu.

tahu saja
dan cukup tahu.

Remembering On|8:13 AM| tahu

+ + + + +
Monday, September 25, 2006

Photobucket - Video and Image Hosting
kamu tentu ingat dengan pantai,
dimana kita pernah menatap pagi bersama.

scramble egg, jus jeruk dan beberapa potong sosis daging.

khusus untukku,
selalu ada secangkir kopi di dalam skenario pagi,
termasuk di pagi itu bersamamu.
sementara kamu, hanya jus jeruk dan beberapa gelas air putih.

aku ingat kamu beranjak mengejar cerita,
sementara aku memilih untuk menuntaskan kerinduanku pada pantai,
pada laut.

saat kamu kembali,
aku diwarnai kerinduan yang tak terbayang akan tuntas saat itu juga.

ini butuh waktu.
bahkan mungkin tak pernah tuntas,
karena rindu itu akan selalu ada.

saat aku nikahi kamu di pantai beberapa tahun kemudian,
itu hanyalah awal.
dari kerinduan-kerinduanku berikutnya.
kepadamu.

Remembering On|7:00 PM| pantai dan kerinduan

ada dua buah gelas yang tetap kosong.
tak pernah terisi lagi.

sebotol anggur itu pun masih sisa setengah,
entah kapan akan kita habiskan.

meja itu sepi,
hanya ditemani bangku,
belum ada lagi lilin-lilin menyala menemani malam.

ada ruang yang kini kosong,
hanya angin dan sebuah kerinduan.

Remembering On|6:56 PM| candle light dinner

bersyukurlah mengingat tinggimu.
bersyukurlah mengingat mulusmu.

tak berjuta yang sepertimu.

Remembering On|6:53 PM| syukur

+ + + + +
Friday, September 22, 2006

televisi kuntit mentari, temani bulan.
deru-deru film jelang nafas yang sebenarnya sudah tercekat.

jangan kau berani biarkan aku menemani televisi sepanjang hari,
atau kau sudah siap kehilangan aku.

Remembering On|6:29 PM| televisi

ramadhan mendekat tiba.
tahan-tahan nafsuku,
atas segala-gala goda rayu.

ramadhan membentang lega.
ajak-akak batinku,
atas segala-gala kebaikan.

Remembering On|6:24 PM| ramadhan

+ + + + +
Monday, September 18, 2006

lagi-lagi kuringkus sepi.
tak ada yang dipercaya sebagai kebahagiaan,
seakan-akan mereka hanyalah patung belaka.
hanya sandiwara.

lagi-lagi rentang nafasku dingin.
tak ada yang menggelorakan hangatku, selain kamu,
seakan-akan sekelilingku hanyalah figuran harian.
dibayar harian pula.

lagi-lagi kata-kata tak akan menemukan sisi pantul,
hanya akan terus menelusur alam dan tak akan kembali.
memantulpun hanya karena gema.
tak tentu.

lagi-lagi aku merindukanmu.
tak ada yang bisa memaksaku kembali di dermaga ini selain kamu.
meski baru berbulan kemudian kita bertemu lagi.
tetaplah surga.

Remembering On|12:46 PM| Lamunan Nelayan

adalah mereka berdua.
sama-sama melotot.
pada nasi.

adalah mereka bersama.
sama-sama tak tega,
jika harus memakan nasi basi.

Remembering On|12:42 PM| nasi basi

+ + + + +
Sunday, September 17, 2006

apakah kemudian rindu bisa digantikan dengan berbungkus-bungkus kacang rebus?
apakah kemudian mudah menangani hari-hari sendiri sementara kamu jauh?

hati berada tak jauh dari mata yang bisa memompa air mata.
hati berada tak jauh dari mulut yang bisa teriak menuai kata.

Remembering On|8:08 PM| rindu

+ + + + +
Tuesday, September 05, 2006

aku luncurkan maaf kepadamu, kekasih hatiku,
atas derita seputaran syaraf kepalaku
yang kuras tenaga dan kemampuanku untuk memanjakanmu.

selalu ada ingin untuk bangun lebih pagi,
menyiapkan rentetan sarapan
sambil menuturkan kata-kata penyusun semangat dan kasih.

selalu ada ingin untuk toreh sejuta kejutan,
meledakkan tawa hatimu
dan menyisipkan rona-rona kekagumanmu pada hidup.

selalu ada lembut-lembut jiwa ataupun putusan-putusan yang tertunda,
yang ingin segera ditata dan dihidangkan kepadamu
dalam seluruh dukungan partikel nurani.

selalu ada dan selalu ada.

tapi maafkan atas selulit yang mencekam ini.

Remembering On|7:19 PM| syaraf

tinggal satu saja hutangmu padaku.
Nyawa.

kau sudah menyerahkan ilmu yang kau pinjam.
kau sudah menyerahkan jiwa dan roh yang juga kau pinjam.
kau juga sudah menyerahkan harga diriku kembali.

tinggal satu saja hutangmu padaku.
Nyawa.

meski aku sudah pasti akan menyerahkan nyawaku padamu terlebih dahulu,
yang entah kapan itu.

Remembering On|6:56 PM| nyawa

remuk secara kerikil yang telah menjatuhkan sang pangeran.
gugur secara daun yang telah meluluhkan hati penyair.

sembab mata ini karenamu,
yang kerap menjajakan lembah berliku.

Remembering On|6:49 PM| lembah (mu)

+ + + + +

Photobucket Photobucket