Kutorehkan saja kata, pada jiwa... ______Trapped In Here...------

about . . .

Name: dhank Ari
Bdae: March 22nd
ICQ:
MSN:
Alt E-Mail: dhank_ari@yahoo.com

Boleh dikunjungi

|imajinasi kata|
|
imajinasi visual|

Rancangan Situs oleh

|F_ggie|
|
CHC|
Monday, April 25, 2011

kau liar menanggapi ucapanku
lantas kau tak lepaskan bibirmu dari bibirku

kau diam menatap bola mataku
lantas kau selimuti dirimu dan beringsut ke sudut kamar

kau mungkin lupa
jika aku memang tak pernah ada
bahkan untuk jiwaku sendiri

Remembering On|9:28 AM| kosong diri

+ + + + +
Friday, February 04, 2011

kenapa harus terhantui lagi dengan sebuah puisi lama?
atau memang telah terkunci hidupku pada satu huruf.

pada huruf yang kerap memikat
namun juga membuatku tercekat.

Remembering On|11:04 PM| d

+ + + + +
Tuesday, August 10, 2010

tawamu lalu surut
karena jiwa yang terparut

tanganmu tak lepas dari raga
tapi seakan hilang terbawa pilu rasa
yang kerap ingin menggapai mimpi.

Remembering On|10:36 PM| surut tawa

menjelang lelap,
lepas lelah yang rawan.

beri aku waktu untuk mencuri lagi ketenangan
diantara nafas-nafas yang hiruk
dan bergesekan

seperti ruas bambu yang tajam

Remembering On|10:34 PM| mencuri malam

otot serasa mendekam dalam duka
lelah luar biasa

Remembering On|10:33 PM| lelah

semarak kerinduan
yang bertumpu pada isyarat-isyarat milik kita saja.

gendang terus ditabuh
dan seruling terus menelisik ujung telinga kita

yang menanti melodi.

Remembering On|10:30 PM| rindu ditengarai melodi

kendati rusuh menjaga ketenangan,
tak pelak lagi menggelisahkan.

tak layak mentari
yang datang hampir pasti.

tak layak bulan
yang terus setia pada malam.

Remembering On|10:26 PM| rusuh yang bersembunyi

renyah mengunyah pagi.
coba titiskan keceriaan
jelang terik yang runyam.

teramat runyam.

Remembering On|10:25 PM| runyam

melepas jaring pada laut yang tepat.
pada laut yang hanya menyukai
umpan teragung mereka.

tanpa pernah ingin menguap bersama dulu
menjadi awan
untuk kembali sebagai air hujan
yang membasahi bumi yang kering.

laut yang oportunis.

Remembering On|10:23 PM| laut oportunis

runut mata penuh semangat,
menyegarkan.

sungguh.

ingin segera catatkan apresiasi
pada jiwa-jiwa pejuang yang manis.

sambil bisik optimis
jika dunia akan lebih baik

dan kita baik-baik saja.

Remembering On|10:21 PM| semangat, teman!

meniti jendela kecil di depan mata,
untuk mencari sejuta terang mentari
atau bulan

menatap dirimu dari kejauhan,
seperti bisa menyentuhmu

kapanpun kumau

Remembering On|10:20 PM| kamu di ujung pelupuk

genjot terus peluh asmara,
lantas berteduh di rindang damai

yang selalu kau tuju
saat lelah.

angin kan mencarimu
untuk menyapa,

hingga mungkin kau lelap
sambil tersenyum.

Remembering On|10:16 PM| peluh lelah karena asmara

+ + + + +
Monday, August 09, 2010

serasa rancu
pada gincu-gincu palsu
yang memabukkan.

ingin kupindahkan saja kanvas
dan melukis wajah-wajah manis
pencuat senyum yang jujur.

aku ingin sang hidup berwarna,
melebihi gincu yang kerap menempel
pada sang pencetus dosa,
benci
dan dengki.

Remembering On|9:45 PM| rancu gincu

titip salam saja
pada jutaan malam kelam.

bukan tak ingin kutengok
dan lantas melewati masa-masa
yang kau bilang seronok.

aku hanya sedang mencari jutaan malam bercahaya,
yang penuh dengan senyummu

yang tak pernah maya.

Remembering On|9:44 PM| senyum nyata (mu)

sungguh tak bisa
menengok jauh ke belakang
jika hanya ingin menaburkan air mata.

sungguh malu pada jiwa
yang terus ingin beranjak maju
dan merendah.

jadi biarkan aku terbang
di atas permadani,
dan melihat semuanya dari balik awan
yang kadang terbang rendah
dan bersahabat.

Remembering On|9:42 PM| malu masa lalu

seperti bisa membawa senyumanmu
dalam kotak musik yang terbuka.

melodi terus masuk manis,
sambil kau juga tak lelah

menusukkan rindu

Remembering On|9:41 PM| kotak musik rindu

penggalan sukma
yang mengikuti nafas-nafas
memburu penuh ambisi

hingga lupa pada suci
dan kedamaian
yang pernah mereka sentuh

meski hanya sebentar saja

Remembering On|9:38 PM| ambisi terasi

Telur telah menetas,

dan berharap tuk dapat terbang tinggi

dan kulihat seluruh dunia dari langit


yg ingin segera kupinjam.

Remembering On|9:33 PM|

Satu langkah bisa giring pada penyesalan.

Bahkan hingga berkali2.

Beruntung bisa kutunaikan dgn segelas kopi manis.

Remembering On|9:32 PM| satu langkah

+ + + + +
Tuesday, August 25, 2009

senja itu,
dear seperti clear...

mungkin aku semakin rabun
hingga ingin melenyapkan kekasih dan mengelana sendiri

Remembering On|6:31 PM| pergi sendiri

kau bilang,
aku hanya hidup dengan bayanganku sendiri

kau benar
kau selalu benar

kau bilang,
aku terlalu mengokohkan dinding pembatas

kau benar,
kau selalu benar

kau bilang,
aku adalah patung tanpa nyawa

kau hm...hm....,
kau selalu hm....hm....

Remembering On|6:28 PM| hm...hm....

kerinduan padamu datang sebagai penyelamat

ujung sembilu sudah sangat dekat dengan urat nyawa
harapan sudah setipis lapisan yang paling tak terlihat

kerinduan padamu seperti cahaya
meski aku tahu jika kerinduan ini
hanya menantikan kehampaan...

Remembering On|6:25 PM| kerinduan

tak boleh ada air mata
seperti janjiku pada sebuah senja
di ujung dermaga yang nyaris rapuh

tak boleh hilang
seperti inginku berbagi
pada seluruh penikmat rasa dunia

Remembering On|6:23 PM| haram

haruskah ku meminta
agar kau percikkan lagi cahaya itu
sekali lagi?
sekali saja lagi?

buaian itu demikian akbar,
menempatkanku tinggi sekali,
melebihi apapun

haruskah kau datang dengan paksaan?

atau aku cukup menunggu sambil menyiapkan sajian istimewa untukmu?

Remembering On|6:21 PM| prasyarat

menelan butiran kesakitan seperti neraka,
kalau kau mau tahu

seperti tak akan pulih indera rasa ini
untuk cicipi rona indah yang baru

mencegah sakit seakan hanya mimpi,
kalau kau mau tahu

selayak sampan yang tak tahu arah berlabuh
pada dermaga yang mungkin juga telah hilang

Remembering On|6:18 PM| sakit

cobalah sejenak mengerti hilangku
di sini memang gelap
di sini memang terendam sepi

cobalah hancurkan egomu
merendahlah pada kerelaan
mendekatlah pada ketiadaanku

Remembering On|6:15 PM| hilang (ku)

mereka mencoba merapihkan seluruh amarah
satu demi satu
diurutkan seperti dadu
lantas dilempar
lantas berjudi pada hasil

mereka meminta sepatah kata untuk kutulis saja
tak perlu lengkap
cukup nukilan
puas dengan akhiran koma
namun aku diam

apa kau tak tahu bahwa aku juga sulit merapihkan amarah,
hingga aku terus menjajal kegelapan,
tanpa pernah tahu kapan lagi menemukan cahaya?

Remembering On|6:12 PM| Merapihkan Amarah

+ + + + +
Monday, August 10, 2009

aku terlambat menemui buntu
terlanjur terbuai terus oleh tawa

kamu pun terkesan seketika di mula
tertipu dahsyat sebuah muka dua

Remembering On|11:15 PM| terlambat

+ + + + +
Sunday, August 09, 2009

langkah mungkin tak bisa mengikuti rasa cinta
sepatunya mudah usang
nafasnya mudah habis
belum lagi sesat oleh banyak sekali gelap

gelap mata
gelap nafsu
gelap rasa

jiwa kemudian mampir dan menebar debu penyegar
kau pun bisa membawanya kemana saja
kau pun bisa menitipkannya di titik rasa mana saja

titik rindu
titik marah
titik sedih

Remembering On|12:15 AM| debu segar jiwa

sedikit saja luka saat mengingatmu
namun kenapa selalu membuka jurang yang menganga demikian besar?

kau seperti Tuhan yang memiliki semua jenis rasa.
memaksaku tertunduk dan enggan menatap matahari lagi.

apa kamu pernah merasakan kerupawanan dunia
setelah detik-detik neraka?

Remembering On|12:12 AM| luka kamu

betapa burung itu bisa terbang dan jatuh lagi dalam sekejap
kenapa tidak aku juga bisa merangkak setelah berjalan tegap?

betapa hujan serentak datang setelah panas yang menyiksa
kenapa tidak air mata juga bisa berhenti hingga aku bisa tersenyum?

Remembering On|12:10 AM| betapa kenapa

+ + + + +

Photobucket Photobucket