Kutorehkan saja kata, pada jiwa... ______Trapped In Here...------

about . . .

Name: dhank Ari
Bdae: March 22nd
ICQ:
MSN:
Alt E-Mail: dhank_ari@yahoo.com

Boleh dikunjungi

|imajinasi kata|
|
imajinasi visual|

Rancangan Situs oleh

|F_ggie|
|
CHC|
Monday, May 31, 2004

becaknya sudah datang, sayang!
ayo bergegas, kita antar permata kita!
kamu tentu tahu bahwa kita tak boleh terlalu larut dalam kenangan.
permata itu bukan milik kita.
hanya titipan.

indah, sayang!
aku mengerti bahwa kita begitu gagah dengan permata itu.
gagah karena terpegangnya sebuah kepercayaan.

jadi jangan kamu menangis terus, istriku!
becaknya sudah datang
dan pemilik permata ini sudah menunggu.
kamu masih bisa menikmati perjalanan terakhirmu bersama permata.
pada antaran haru, kembali pada titik pelingkupnya.

bukankah kita sudah siapkan doa bagi Aleva, permata kita,
agar terjaga dengan senyum di hadapan Tuhan?

untuk Lela Mama atas kehilangannya di awal tahun ini


Remembering On|10:31 PM| permata

dua pemeran penting dalam liuk sakit hatiku tiba bersamaan.
aku jadi terdiam di sebuah sudut,
mencoba geser kepentinganku pada kamu berdua.

kalian kemudian menghampiri
dengan gurat wajah tersendiri.

katakanlah satu kalimat pembuka
dan buatlah aku mengerti dalam sekejap.
aku sungguh lupa pada kepentingan hatiku.
sungguh.

atau sebenarnya, akan kucoba untuk lupa.

Remembering On|10:16 PM| terbentur kedatanganmu

malang rinduku menanti bayu.
jengah polahku menanti kamu.

Remembering On|10:06 PM| lagi-lagi menanti

+ + + + +
Sunday, May 30, 2004

semestinya aku tak pernah merencanakan apapun denganmu.
semestinya spontan.

meluangkan waktu bersamamu saja sudah lebih dari cukup.
selayak meluangkan waktu minum teh di surga.

semestinya kita tetap melangkah perorangan, tanpa friksi.
semestinya terjarak.

mengingatmu dalam setiap lekukan kata saja sudah menjadi anugrah.
selayak mengingat kehadiran senyuman pertama di bumi.

tapi kenapa aku tercoreng prahara
untuk mulai merencanakan sesuatu denganmu?

Remembering On|2:48 PM| semestinya

pening rasa itu oleh ucapan tanpa sebab.
berputar-putar dan selalu menampakkan ujudmu.

kenapa kamu selalu menyalahkan aku
atas kegagalanmu mencintaiku?

Remembering On|2:31 PM| hanya perasaanmu saja

aku telah jujur.

pada kamu.
pada cinta.
pada hati.

Remembering On|2:27 PM| jujur

rintik menari di dahiku yang semakin basah.
dua anak lelaki berlari gegas
menawarkan rentang-rentang pelindung.

masih rintik, adik kecil.
aku masih bisa berjalan dengan rintik
di sekujur rentetan rambut di kepalaku.

lagipula,
aku bukan hendak menjemput keutamaan penampilan pada senja ini.
bukan pula untuk menjemput keutamaan nafas yang buatku hidup.

aku datang untuk mati.

telah kusiapkan peti mati sederhana
untuk menyambut sekaratku.

Remembering On|2:12 PM| dalam sekaratku 2

halaman pembuat sepi itu tumbuh kembali.
serentak dengan datangnya lagi puntung rokokmu di asbakku.

sekian tahun, abu-abu rokok itu hilang,
kini siap guyurkan lagi sepi.

aku harus membenamkan sepi itu kali ini.
aku harus berperang dan berhenti menyerah.

Remembering On|1:57 PM| kembali 2

+ + + + +
Friday, May 28, 2004

kamu boleh saja pergi dan menorehkan luka
tapi aku tak akan berhenti.
kamu tetap menawanku.

Remembering On|2:09 PM| tertatih

ini dia penghapus resah.
seseorang dengan sinar tertebar di seluruh sudut matanya.

ini dia penghancur gelisah.
seseorang dengan kesetiaan tertinggi selayak alam.

ini dia penyingkir gundah.
seseorang dengan laku malaikat dalam ketulusan.

Remembering On|1:59 PM| tenang

agenda senjaku tertunda karena tatap.
lumuran waktuku menghambur tak tertahankan.

tadinya senja hendak menjenguk kesendirian.
kamu malah menatapku surga.

Remembering On|1:56 PM| tertunda

+ + + + +
Thursday, May 27, 2004

biduk sampan berteriak dalam,
pada lautan yang berlari.

mungkin, tidak terdengar.
sepertinya, tidak terdengar.

tapi sampan berteriak terus
dan terus.
memuntahkan jutaan keinginan
memuaskan hasrat kerinduan

kini sampan meringkuk sendirian di pinggir dermaga terabai.
kesepian.

tapi perahu kecil itu menebar senyum pada penantian.
mungkin sesuatu diketahuinya dengan pasti.
bahwa harapan tidak bisa mati dari sisinya.


Remembering On|11:16 PM| harapan

adalah tanah yang menguburku rendah
hingga tercium jejak pengabdian manusia pada alam.

adalah terik yang membakarku panas
hingga tersekat batas pedih seluruh batin yang tersiksa.

aku datang untuk mencoba menolongmu, teman.
aku memutuskan untuk datang.

aku tunduk untuk mencoba mengangkatmu, teman.
aku memutuskan untuk rebah.

Remembering On|11:00 PM| kembali

ah, kamu sudah terlelap.

malam lantas segera merindukan wangi nafasmu.
Ehm, aku juga. Hanya terkadang malu mengatakannya.

keberatankah kalau aku tetap menyalakan lentera
di sisa malam yang sangat dingin ini?
lentera yang aku tahu hanya tergegas untuk menyala
karena mengingatmu?

Remembering On|10:52 PM| terlelap

+ + + + +
Wednesday, May 26, 2004

hari pun pamit.
sambil tak lupa kecup keningku perlahan,
setelah belai rambutmu lembut.

hari ini gagal temukan ujudmu.
namun aku menapakkan imaji pada ingatan tentangmu.
aku juga menghamparkan kerinduan itu
pada perumpamaan abadi penantian,
yaitu berputaran di pemikiran
bahwa kamu tidak pernah jauh dari sisi.
selalu dekat.

kamu bahkan siap menantiku di lembar-lembar terbaru sebuah janin hari.
atau kapanpun, lantas dimanapun.

Remembering On|6:03 AM| tentang hari

lantas, kamu pun menangis.
bersimbah cerita-cerita kosong yang pernah terisi mimpi indah.

kamu katakan maaf,
sebelum akhirnya, aku bersujud,
meminta maaf.

Remembering On|4:28 AM| tangis

benarkah mata menjemputmu tulus di pagi itu?
benar.

benar, meski tamparan pula yang akhirnya kuterima.

jujurkah kata mengucap kesan di bincang itu?
jujur.

jujur, namun kamu tidak ambil peduli.

Remembering On|4:19 AM| tercuai

wanita itu tidak pernah tahu tentang selimut.
hanya lelaki dan lelaki saja penghangat tubuhnya.

wanita itu kerap menggeliat manja di bangku kayu milik bapakku.
tanpa pernah malu ketika tak seutaspun di tubuhnya.

wanita itu dulu menggigit pipiku. satu kali.
namun aku berlari mencari laut
dan tak kembali dalam beberapa potong waktu.

hingga momen liar itu.
hingga aku haruslah pulang, demi sebuah cinta.
cinta yang ternyata terkait dengan wanita itu.

atau dipicu oleh wanita itu.
entahlah.

Remembering On|4:12 AM| seorang wanita

+ + + + +
Monday, May 24, 2004

kamu bisa saja memahami matiku.
bahkan ketika kamu menghamparkan jarak atasku.

kamu bisa saja merasa sakitku.
bahkan ketika kamu sudah jauh melupakanku.

Remembering On|11:55 PM| dalam sekaratku

daripada tak terurus, kurawat saja sisi terbengkalai dirimu.
tapi daripada menjemput sunyi bersamaku,
kuserahkan kembali pilihan itu pada dirimu.

Remembering On|12:24 PM| pilihan

kontur wajah itu menyesakkan.
sungguh, ronanya mengundang tangis.
kejujurannya alibikan segala tuduhan tanpa sebab.
tanda-tanda wujudnya menaruhku pada asumsi dahsyat tentang ketulusan.

bagi yang terbiasa menandakan pembenaran pada pembuluh hariannya,
akan menangis sulit berhenti.

Remembering On|12:17 PM| tulus

cekalkan jemari pada mulut baumu itu, penguasa!
atau aku yang akan bebalkan keangkuhanmu itu dengan kata-kata.

Remembering On|1:44 AM| penguasa (atau pecundang?)

aku memiliki baju untuk kau kenakan di tengah malammu yang beku.
tapi jangan hati.
atau cintaku.

aku tak sanggup mencintai wanita lagi,
lantas aku memilih sendiri.

Remembering On|1:40 AM| sendiri

+ + + + +
Sunday, May 23, 2004

jauh di ketinggian lubuk dukamu, aku datang.
membujuk kepedihan itu untuk berlalu
dan menempatkanmu setinggi mungkin dalam hatiku.

dalam di kerendahan lubuk ragaku, aku mengecup wangimu.
memberikan kehangatan dan juga buaian,
lantas menembuskanku sehalus mungkin ke dalam nirwana.

Remembering On|8:49 PM| jumpa

lelaki tua terbujur kaku,
sambil menyaksikan kebohongan kekasihnya.

lelaki tua terpaku bisu,
sambil menghirup penghianatan kekasihnya.

lelaki tua terbunuh sembilu,
sambil menggali kuburnya sendiri.

Remembering On|6:41 PM| tentang lelaki tua

taruhlah mata-mata penjambak keindahan itu sejajar dengan keseharianku.
apalagi semenjak aku tahu bahwa seluruh kewajaranmu yang kulekat erat,
menjelma anugrah terindah yang tak tertahankan. Sungguh bernyawa!!

Remembering On|6:35 PM| mata-mata keindahan

tutuplah kedip mentarimu besok pagi,
biar kau puas mencumbuku dalam mimpi.
biar malam belum akan berlalu.
biar kita menuai rindu dalam malam yang syahdu.

Remembering On|6:32 PM| perpanjang malam

bata-bata bergumul dan bercumbu,
sementara kamu masih mencocokkan pandangan dengan isi hati.

sudah benar pandangan itu, kekasih!
sudah benar bahwa yang kamu tatap terus dari tadi pagi itu adalah aku.
sudah benar dan tidak mungkin salah.
adalah aku dan selalu aku.

bukannya aku meregang ketika kamu masih mencocokkannya dengan isi hatimu.
atau marah, bahkan sekedar mempertanyakan.

hanya saja, hal seperti itu tidaklah perlu.
aku sudah bercokol diantara bata-bata penumpu rumah impian di timur matahari.
itu karena kamu, yang celinguk manja di seputaran celahku.

aku sudah menyusun rangkuman senyum,
dari masa lalu hingga beberapa masa mendatang.
semua untukmu.

apa isi hatimu mengharapkan bahwa bukanlah aku yang kamu tatap?

mungkin aku tidaklah cukup dalam perwujudan teriakan isi hatimu,
meski kau kini hanya mampu memandangiku erat.
mungkin aku berada di jalur pinggiran rasamu.
mungkin pula aku yang salah berdiri,
ketika memilih untuk bercokol di hadapanmu dan menumpunya pada sebuah rumah impian.

Remembering On|6:13 PM| rumah impian di timur matahari

sisipkan aku dalam kocek asmaramu, senja!

kuketik sudah beberapa cerita indah,
yang menghambur keluar dari otakku.
aku tekan tombolnya berulang kali dan tak ingin berhenti.

aku langkah roda-roda kakiku pada selusur jalan yang basah,
yang menghela lepas menuju berandamu.
aku telapaki tanah-tanah, riak-riak air, aspal-aspal dan kerikil.

andai mentari terlambat bersinar di satu hari,
aku tentunya tahu bahwa semua karena malam terlalu indah ketika mengingatmu.
atau membawamu serta dalam mimpi.

malam saja memberi sedikit keleluasaan untuk menjelangmu terus menerus
hingga pernah sedikit meminta agar mentari datang terlambat.

jadi sisipkan aku dalam kocek asmaramu, senja...

Remembering On|2:46 PM| kocek asmara

+ + + + +
Saturday, May 22, 2004

dialog tertelan
lantas muntahkan tawa

ingin menutup erat mulutmu dengan ciuman
agar terhenti seluruh hujatan
pada jiwa
jiwaku.

bukankah kemarin adalah sebuah anugrah,
ketika kau melemparkan bulir-bulir rasa,
sebagai persetujuan pada cinta?

bukankah kemarin kau membuatkan aku setapak,
untuk memiliki kesanggupan menelusuri ruang-ruang,
yaitu ruang pemuasan seluruh hasrat?

lantas,
mengapa besok kau telah mencantumkan namamu di sebuah tujuan kepergian
dan mengemas seluruhmu malam ini?

Remembering On|1:22 AM| sebuah titik perjalanan

hooked on a definite heart does cross me,
to the other way
to the other presence of a warm loneliness

i look at you for many times
i put my melody upon your soft and loving fingers...
need those fingers while urge myself to lay down on a silence mountain

have you try telling me that am worth enough receiving your love?

Remembering On|1:14 AM| am still walking for the blues

+ + + + +
Friday, May 21, 2004

saat ini, riuhkan pujian.

seseorang pernah berkata cinta dan melemparkan hidupnya padaku.
juga beberapa saat yang lalu.

jadi saat ini, riuhkan penyanjungan.

Remembering On|9:18 PM| sandung dan puji

+ + + + +
Tuesday, May 18, 2004

samudera teteskan air-air bergelora.
goncangkan badai-badai dan terbangkan kekokohan.

aku menaruh sampan itu tepat di pinggir pantai, dikaitkan pada nyiur.
aku menaruh sampan itu tepat di samping penantianku, akan kamu.

adalah cinta yang kububuhkan ketika melepaskanmu pergi di hari itu.
adalah cinta pula yang kubekalkan dalam hati ketika menjemputmu kembali.

selama cinta menitipkan seutuh-utuh dirimu dalam jiwa,
aku tidak akan berlalu dari riak-riak air dan hembus-hembus angin ini,
aku akan tetap melalukan pengamatanku pada sebuah setapak
yang akan membawamu bersiap menaiki sampanku.

dan menjelang surga.

Remembering On|8:10 PM| tetap kembali, tak peduli apapun juga

jadikan aku mentari di tengah kegelapan malam yang buta, sayang!
sudah kering air mata hati itu, untuk menantimu lambaikan tangan dan jiwamu.

Remembering On|2:21 AM| kering

Di sebuah waktu, aku sempat melontarkan diriku sendiri pada sebuah kronologi.
Termasuk pada sebuah pertemuan dengan seorang wanita.

Tanpa bergegas dan terbujurkan ketergesaan, langkahku menyipitkan jarak dengannya.
Menghampar di depannya, aku membuka percakapan. Aku telah bertemu seorang wanita.

- namamu siapa? -
- Windi -, -kamu siapa?-
- aku tidak tahu -
- tidak tahu?-
- aku tidak punya nama -, - atau mungkin aku lupa -

wanita itu terbius kebingungan.

- kamu datang darimana?- mungkin membantu.
- aku datang dari sebuah daerah tanpa kuda.-
- satupun?-
- ya.-
- lantas, bagaimana kalian bergontai dari satu desa ke desa yang lain?-
- jalan kaki.-
- berjalan...-
- dengan telanjang kaki.- saling mambalas dan melengkapi.

kini tampak seorang wanita dengan libido yang memuncak.

- kamu punya orang tua?-
- ya, tiga. -
- hm, dimana mereka? -
- tidak dimana-mana. sudah kubunuh mereka semua. -
- ayah dan ibumu? dan seorang lagi yang lain yang entah siapa itu?-
- bukan. mereka orang tuaku tapi bukan ayah ibuku dan seorang lagi yang lain! mereka semuanya wanita. satu orang, usianya lebih muda dariku. satu lagi sebaya denganku. dan satu yang lain, jauh lebih tua dariku.-
- mereka orang tuamu? siapa mereka?-
- sudah kubilang, mereka orang tuaku.-

sang wanita terkesiap. namun tetap bertanya, semakin panas.

- apa perbedaan diantara semua orangtuamu itu?-
- aku sama-sama menyusu pada mereka.-
- sejak kecil?-
- tidak. justru di akhir-akhir ini.-

wanita ini tak sanggup meneruskan lagi

- aku harus pergi. tapi aku masih ingin melanjutkan perbincangan kita. kapan kita bisa bertemu lagi?-
- tidak bisa. tidak akan pernah bisa.-
- kenapa.-
- aku menghilang layak bayangan.-
- aku tetap akan mencarimu.-
- tidak bisa. apalagi setelah kulemparkan ini tetap di tengah-tengah dahimu!-

aku lantas pergi, tanpa mengambil lagi yang tertinggal di kepala wanita itu.
itulah di sebuah desa yang berkuda dan dimana semua orang memiliki nama, juga orang tua.

aku lantas pergi, tanpa perlu mempertanyakan namaku.

Remembering On|2:00 AM| tanpa nama (ku)

+ + + + +
Monday, May 17, 2004

bayanganmu terbakar pada suhu paling rendah.
penyair tuliskan formula kata-kata.
ilmuwan renungkan formula ilmiah.
aku torehkan ingatan hati tentang kamu.

Remembering On|11:49 PM| terbakar

jambak satu bagian dari tetirahku hingga merana seujung perasaan.
aku lantas menghampirimu yang sedang menanti sepotong kisah tentang kasih.

besok aku harus pergi.
jauh.
mungkin tak pernah kembali.

jerumus satu bagian dari hatiku ketika memilih meninggalkanmu, sendirian.
aku lantas memintamu bisa melontarkan ungkapan betapa mengertinya kau tentang itu.

aku hanya berpikir secara dangkal.
tidak matang.
mungkin sangat kekanak-kanakan.

jejak satu langkah dari hidupku hingga tercapainya utopia hati.
aku lantas menghibur sebagian besar bagian hati yang tersungkur kesepian.

Remembering On|6:33 PM| pergi

+ + + + +
Saturday, May 15, 2004

sudah berpuluh tiupan pada secangkir kopi yang panas
sementara kau belumlah datang (ataukah tak akan?)
sudah berpuluh kata aku rancang untuk menyambutmu
sementara angin tak jua memberikan kabar tentangmu

tepat tengah malam nanti, aku sudah pesankan tiket untukmu.
untuk kita.
aku ingin sekali menghapus tangis yang merenda mesra di batinmu.
aku ingin sekali urai tawa bahagia hingga selalu hadir di hatimu.
aku ingin sekali bersamamu. Entah untuk hal apa saja. Asal bersamamu.

Remembering On|7:50 AM| untuk bersamamu

dengan tenang, ruh terjaga dari kesunyiannya yang paling beku.
terhanyut menembus batas pandangmu hingga kau teringat akan aku.

ketika aku mencanangkan langkah, tertujukan keutuhanmu
ketika aku mendongkel pemikiran, terarahkan mengingatmu
ketika aku memasang kerinduan, kau jajahkan keseluruhanmu
pada sekujur ragaku.
pada seluruh lintas bayangku.
pada dalamnya jiwaku.

Remembering On|7:32 AM| merentang arah padamu

+ + + + +
Wednesday, May 12, 2004

pernah ingin tertawa ketika bersamamu.
saat itu lucu. kamu sungguh begitu lucu.
aku terpacu geli oleh biduk lakumu itu.

jadi lupakan saja amarah itu, pelabuhanku!
aku bertambat di dermagamu memang dengan segudang cela,
tapi apa tak bisa kau terima aku apa adanya?

janganlah menghilang meributkan keheningan!
aku sungguh tak ingin masa-masa itu bermakna 'pernah'
aku sudah urutkan kepentingan-kepentinganku

dan kamu adalah yang terutama...

Remembering On|4:09 AM| lucu menjemput cela...

+ + + + +
Sunday, May 09, 2004

aku tertawa di atas suara paraumu. aku ingat bahwa aku pernah mati-matian menggoreskanmu di dalam hati.

Remembering On|10:44 AM|

mata angin utara

kekinianku mengarah ke utara.
menjauh dari garis katulistiwa dan memperbesar tanda lintang utara.

masa laluku mengarah ke kedalaman bumi.
mencari inti bumi terpanas dan membakarkan dirinya sendiri.
bunuh diri. mematikan kenangan-kenangan penghancur hasrat.

adrenalin pemicu keberanianku mengarah ke matamu.
atau mungkin kukatakan mengarah ke hatimu.
tanpa peduli akhirnya akan mengarah kemana?

bukankah sudah sangat baik sekali ketika celah hati yang kosong itu diisi oleh pesona?

Remembering On|10:37 AM|

komitmen

serentak mata membuih selayak soda.
segegap hati mendidih seperti magma.

tidak menyangkal bahwa rapuh mencokok cincin ketegaran jiwa.
tapi aku mencoba memberikan morfin bagi sakit pilunya titik-titik rasa,
yang telah menjelmakan rapuh dan bisu yang terlalu.

sejujur jiwa ingin kukatakan teori tentang kekalnya energi.
teori pembuncah arti kekalnya cinta itu untukmu.
sejujur rasa ingin kugoyahkan seluruh pedang pencurah kegelisahan.
kegelisahan pemicu keraguan atas kehadiran cinta yang kerapkali terbuntukan.


Remembering On|3:40 AM|

+ + + + +
Wednesday, May 05, 2004

yang terutama memelukku

sungguh terasa statis bandul penggugah jiwaku.
bandul penggugah hasratku.

ada tiupan lembut di seputaran daun telinga batin.
terbayang segera imaji kegembiraan dan pemuasan kasih dalam rongga udara yang tak berbatas.
ada pelonjak catatan dalam thermometer yang ditambatkan di jalur darah menuju hati.
tergerakkan lantunan asmara. tergerakkan impian berbuih tawa dan keharuan.

tapi sungguh statis bandul penggugah itu.

apa itu mungkin karena yang terutama memelukku sekarang adalah sebuah gerbang terkunci?
sementara kunci itu termanjakan surga dan kehangatan di sebuah pemikiran tersembunyinya.
pemikiran akan kesendirian.

Remembering On|2:26 AM|

+ + + + +
Tuesday, May 04, 2004

bidadari pemain kata

selalu tak ada judul bagi sebuah sandiwara nyata depan mata.
bahkan tak ada skenario.
hanya Tuhan yang tahu.
hanya Tuhan yang tahu.

selalu tak ada senyum bagi sebuah kepahitan nyata di depan hati.
bahkan tak ada penghiburan.
hanya pedih yang kencang.
hanya sakit yang lamban.

aku lantas berkata pelan pada seluruh pencocor sakit di batinku.
aku katakan 'bangsat! enyah kau dariku!' dengan pelan.

beruntung,
pada saat yang bersamaan, aku bertemu dengan bidadari yang pandai memainkan kata-kata.

Remembering On|2:34 AM|

+ + + + +
Monday, May 03, 2004

terakhir aku mengantarkanmu bersama angin adalah ketika pagi masih sebatas setengah tajam pandangan mata.
gendang telinga juga masih tertidur dan enggan mengukirkan kesan-kesan awal sebuah pemikiran terbaik.
ruh-ruh di dalam banyak jiwa malah memilih untuk terdiam, mematikan seluruh rasa dan gerak.

tapi kita melintas jenjang, saat itu.
kita mencantum catatan emas. kita menjadi merdeka dan berlari meninggalkan sunyi.

freon tu lantas menggigilkanmu, sementara aku tak sempat hangatkanmu.
udara itu sesakkanmu, sementara aku tercuai tak tahu.

jadi terlambatlah aku datang. jadi maafkanlah aku lantang.

Remembering On|8:16 PM|

+ + + + +

Photobucket Photobucket