Kutorehkan saja kata, pada jiwa... ______Trapped In Here...------

about . . .

Name: dhank Ari
Bdae: March 22nd
ICQ:
MSN:
Alt E-Mail: dhank_ari@yahoo.com

Boleh dikunjungi

|imajinasi kata|
|
imajinasi visual|

Rancangan Situs oleh

|F_ggie|
|
CHC|
Thursday, July 22, 2004

sekian dulu puisiku.

aku akan pergi untuk waktu yang lama.
sangat lama.

berbaiklah rekan-rekan semua,
dan tetaplah temani puisi-puisiku
yang terlanjur tercatat di sini.

Remembering On|1:45 AM| pamit lagi, untuk waktu yang lama

+ + + + +
Tuesday, July 20, 2004

tadi pagi,
suara matahari terdengar merdu.
 
aku kemudian tergelitik sendirian,
dan geleng kepala tak habis pikir.
 
setahuku,
semua perasaan cintaku padamu ini
sudah kusembunyikan.
sudah kurahasiakan.
sudah kudiam-diamkan perjalanannya.
 
tapi rupanya mentari mencuri dengar.
hingga mampu melantunkan melodi merdu,
teristimewa untukku,
dipersembahkan untukmu.
 
 

Remembering On|11:18 PM| kesan yang tercuri

andai semudah itu melontarkan doa.
andai pula selancar air hujan menghantam bumi.

kesucian itu,
kesucian itu menghilang demikian lama dari abuku.
aku bahkan lupa pada kata-kata pelebur kepenatan
dan pembuka pintu penghapusan dosa.

keinginan itu,
keinginan itu menempel demikian kuat pada uap tubuhku,
aku bahkan siap jungkirkan kesuraman untuk membuka jalan
agar mentari gagah hampiriku.

Remembering On|6:28 AM| pada sebuah kondisi

dia tidak mengerti tentang berbagi.

katakanlah aku mengada-ngada,
ketika aku teriak amarah pada arogansinya.

katakanlah aku berteori,
ketika aku menggagas benci pada lengosannya.

Remembering On|5:51 AM| defensif

+ + + + +
Monday, July 19, 2004

suratku datang,
hanya untuk memastikan bahwa kau masih hidup.

atau (malu kubilang),
aku hanya ingin mengatakan bahwa aku baik-baik saja.

Remembering On|9:39 AM| surat

cinta membuatku sibuk.
kesibukan yang membuatku tetap hidup
dan bernyawa sembilan.

Remembering On|3:57 AM| sibuk

+ + + + +
Sunday, July 18, 2004

jenjang pandang matamu adalah padaku.
harus kau akui itu.
sungguh.
 
aku tidak akan menangis atas jejak duka yang kau coba tinggalkan.
karena kamu akan segera kembali.
saat jenjang pandang itu menatap kosong, selain aku.
 
apabila aku salah menilai jenjang pandangmu,
aku tidak akan pernah keberatan.
meski aku harus menunggu sekian lama,
yang jauh lebih lama dari batas kesabaranku.

Remembering On|9:55 PM| jenjang pandangmu

tidak ada gara-gara.
semua terjadi apa adanya.

Remembering On|1:29 PM| alkisah

milik Tuhan adalah aku.

satu hari, cintaku datang dengan sepucuk surat ijinNya.
tertulis rapih.
mencantumkan kesan dengan segera meski tidak tergegas.

namun kini,
cinta tidak dapat bersatu.

aku lupa bertanya, pada potongan waktu dulu.
aku lupa bertanya, sampai sebatas apa ijinku itu.

Remembering On|10:25 AM| ijin rasa

aku ingin bisa menulis puisi.
aku sungguh tidak mengerti akan pesonamu.

terlontar saja kekaguman,
yang seringkali tidak terkatakan secara verbal.

tercurah saja pengharapan,
yang seringkali terdiam dan menyelinap di balik senyum.

aku ingin bisa menulis puisi,
dan aku kumpulkan semuanya untuk kubuat buletin.

buletin khusus untukmu.
dicetak satu eksemplar saja setiap edisi.

Remembering On|8:42 AM| limited edition

disisihkan dengan sengaja beberapa slot energiku
sebelum menemuimu di sebuah senja paling anggun,
sekitar ratusan meter menjelang perbatasan.

aku tahu bahwa pertemuan itu akan sangat melelahkan.

kita mungkin akan bercinta.
setelahnya, kita mungkin akan berdebat panjang sekali,
tentang segala tetek bengek keseharian.
setelahnya lagi, aku mungkin akan menguras tenaga
sambil mengganti kerugian atas properti hotel yang rusak.

aku tahu bahwa pertemuan itu akan sangat melelahkan.

aku jadi mulai bertanya,
apa bijak kebiasanku menemuimu ini?

beberapa ratus meter dari titik pertemuan adalah perbatasan.
mungkin alamku sudah berpesan secara terselubung
pada kesepakatan spontan yang pernah kuciptakan bersamamu.

ketika kau siap menyediakan waktu untuk selalu di jelang perbatasan,
aku sudah diingatkan bahwa sudah semestinya ada batas,
antara kamu dan aku.

adalah batas ketika nafas sulit terhirup sewajarnya.
atau ketika pertemuan itu selalu melelahkan.

Remembering On|8:27 AM| batas

di hadapanmu, aku hanya bisa jujur.

mungkin itulah cinta,
ketika aku sama sekali tidak bisa membohongimu.

Remembering On|8:17 AM| asumsi lagi

kamu lupa bawakan aku sekuntum bunga.
aku jadi ingin lari menjauhimu,
karena kau berkhianat pada kebiasanmu sendiri.

Remembering On|8:13 AM| rutinitas yang menjebakmu

sudah rapihkah rumahmu, Ibu?

aku hanya akan datang mengunjungimu lagi,
jika kau berjanji
untuk membersihkan rumahmu.

sudahkah kau kecup kening Bapak pagi ini, Ibu?

jadi kau bisa tahu,
apa masih banyak titik-titik jiwa
yang belum kau bersihkan.

Remembering On|8:03 AM| berbenah lagi

aku sudah siapkan secangkir kopi.
aku rapihkan lalu sepucuk kertas istimewa itu.

hari ini,
sebuah puisi lagi untukmu.

saat ini,
sebentuk cinta lagi untukmu,
secara drastis spontan.
hingga tercurah luar biasa pada laluan kata-kata.

hingga berikut terima kasih,
atas nafasmu itu.
juga tawamu, bahkan kesalmu.


Remembering On|7:46 AM| sebuah puisi

lelah ragaku pada hentakan jiwa.
hingga kubiarkan saja berat kepalaku.

Remembering On|7:30 AM| lelah

+ + + + +
Thursday, July 15, 2004

hari ini kugembira.
seluruh rentaku muda.

hembus membawa berita,
dari yang kucinta.

hari ini kugembira,
sekujur neracaku imbang.

alir membawa penglihatan,
pada kesan-kesan terbaik.

Remembering On|9:44 AM| inilah kegembiraan

rasanya, adrenalinku tak stabil.
di jaring-jaring pesonamu, aku luluh,
sebagai akhir dari sebuah catatan tentang pengharapan.

kamu memang luar biasa.
datang begitu saja,
lantas mengaduk rasaku demikian rupa.
senyum sejentik saja,
lantas meronalah hasrat itu.

benar-benar bombastis!!



Remembering On|8:50 AM| terpikat (lagi atau terus?)

sesuatu di matamu
telah membuatku kehilangan diriku sendiri,
di pangkuanmu.

ada sesuatu di suaramu yang menengadahkan hatiku.
dalam parau itu.

kalau saja kamu tahu,
bahwa hidup kita sudah berubah.
bahwa nafas kita sudah meningkat satu bukaan kelegaan.

Remembering On|2:04 AM| seperti hangat

+ + + + +
Wednesday, July 14, 2004

Tatapanmu melambat.
Sebisa mungkin menjadi adegan slow motion.
Gerak lambat dramatis, namun hanya pura-pura membawa cinta.

Ucapanmu mengendur.
Urat-urat pita suaramu bergetar berdetak bagai degup.
Tegaskan kegugupan penantian, namun hanya mengundur waktu saja.

Tak usah tatap aku seperti itu.
Tak usah ucap kata selayak itu.

Aku masih akan mengasihanimu,
sampai aku berhenti mengasihani diriku sendiri,
atas tipuan termanis darimu itu.

Remembering On|1:09 AM| diam dalam tipuanmu

+ + + + +
Tuesday, July 13, 2004

alih-alih memanggilmu,
aku hidupkan cinta di hirupan nafas awalku.

berikan aku laku indahmu, bidadari
yang bisa saja terus meluncur tanpa janji.
berikan aku terus buai mesramu,
yang dapat mendatangkan ribuan lelap legaku.

Remembering On|10:37 PM| wishes

+ + + + +
Sunday, July 11, 2004

adalah waktu yang permainkan kita,
sampai akhirnya kita bisa jatuh cinta lagi.

Remembering On|12:55 PM| palu waktu

+ + + + +
Saturday, July 10, 2004

paling tidak,
aku bisa memandangimu.

paling tidak,
aku akan menyimpan cinta untukmu.

paling tidak,
aku akan mati sambil mengingatmu.

Remembering On|10:41 AM| tetap berdiri

+ + + + +
Friday, July 09, 2004

boleh dibilang,
aku keruntuhan duka.

aku lama mencari kedamaian hati.
aku abaikan pengecewaan.
salahku.

boleh dibilang,
aku terkejut.

aku harap hati diusung tawa.
aku lupa bahwa akan selalu ada sentilan kecewa.

Remembering On|11:00 AM| morning warn

+ + + + +
Thursday, July 08, 2004

apa aku bersalah ketika hatiku mengikuti rasa,
menjejaki simpul-simpul hidup pengertian pikir?

aku, kamu menjelajah waktu dimana rasa dibuai demikian rupa.
apa mungkin kesalahan itu ditimpa di pundakku,
atas keinginan berhenti di sebuah titik,
dan melanjutkan setapakku sendiri?

Remembering On|7:48 PM| atas keinginan menyendiri

mataku tenggelam dalam rendah tuturmu.
seakan sulit kutengadahkan lagi,
bahkan untuk menatap lurus pandang matamu.

aku sudah mengerti kesalahanku.
sehingga ada baiknya tuturmu,
seakan mengerti bahwa amarah hanya membuang energi sia-sia.

Remembering On|11:57 AM| tutur

+ + + + +
Monday, July 05, 2004

masih

ya, lembah malam mulai menua.
dan ya, aku masih mencintaimu.

Remembering On|10:35 PM| masih

gol

waktu itu senja,
di ujung desa yang saat itu ramai.

kamu hempaskan bola itu ke gawang, dua kali,
giring kemenangan sampai piala pun kamu bawa pulang.

beberapa jam setelahnya,
kamu kata merdu di telingaku: 'gol itu untukmu, kekasih!'

Remembering On|2:55 AM| gol

wajah lelaki

wajah lelaki dalam cermin refleksi diriku bertambah tampan,
persis pada saat sebelum aku mati.

apa aku disiapkan untuk bertemu bidadari?

Remembering On|2:51 AM| wajah lelaki

kini kau dua langkah berlawananku

kau balas menjauh,
dan campakkan senyumku.

alangkah senang seruntun sapaan,
ketika datang dari mereka yang dirindu.
alangkah mentah kuntum bunga yang kutanam,
ketika tidak tahu untuk siapa disembahmukakan.

aku jadi diam.
dan aku mulai mencatat banyak hal,
dimulai dari hal-hal kecil tentangmu.

aku juga temani torehan pinsil-pinsil itu,
sambil meminta jawaban akan semakin jauhnya dirimu.

Remembering On|2:37 AM| kini kau dua langkah berlawananku

+ + + + +
Sunday, July 04, 2004

gelak atas dosa

alangkah gelak yang menyenangkan,
pada sebuah kesan gejolak rasa.

gelakku dulu tak pernah memabukkan.
kecuali kini,
ketika aku mulai mengenal dosa, disertai noda.

Remembering On|9:42 AM| gelak atas dosa

+ + + + +
Saturday, July 03, 2004

ibu teriak dalam keriuhan.
ibu memanggil namaku.

ibu tenggelam dalam pikuk nafas berat memburu.
ibu teringat diriku.

Remembering On|11:06 PM| kasih melekat

kamu lompati pagar berduri,
dan menyampaikan suratmu yang pertama.

maafkan aku karena diam.
maafkan aku karena tidak mengantarmu ke ujung pagar berduri itu.
kamu jadi harus melompat lagi,
bergegas sebelum dunia berputar
atau mengelilingi memusuhimu.

kamu lupakan pikiran buruk,
dan menandakan sebuah hasrat kasih di batinku.

Remembering On|8:14 PM| disadar pelangi

setiap pagi,
rencana cintaku buyar.
termakan oleh guncang gundahku terhadap wanita.

Remembering On|4:02 PM| buyar

rengkuhan keajaiban menghinggapi suntuk mata hatiku.

adalah kamu, yang mengenalkannya padaku.
adalah kamu, yang rela sentuhkan rasa itu padaku.
lagi, untuk kesekian kalinya.

adalah bodoh, jika aku tetap berlalu
dan membiarkanmu menuliskan sepi di keseharianmu.

adalah konyol, jika aku melenggang sendirian,
sementara aku dapat menjaga hatimu.

Remembering On|10:55 AM| ajaib saja

aku ingin mengistirahatkan hatiku,
pada benam dadamu yang berdetak kencang.

atau cukup kau belai saja aku,
tanpa tendensi apapun.

aku ingin mengayunkan langkah lagi,
menyusuri riak air pantai yang sepi.
seakan tidak berpenghuni.

Remembering On|10:45 AM| istirahat

bisa saja kita tertawa hari ini.

bersama sejuta canda dan tawa,
bisa saja kita terbahak hari ini.
masalah tidak sempat sampai di pemikiranmu.
masalah mengendap dan sulit beranjak.

bisa saja kita berpelukan dalam bahagia hari ini.

bersama keinginan berbagi dan kasih,
bisa saja kita tersenyum hari ini.
mengesampingkan duri-duri.
mematahkan seluruh duka-duka yang ingin terserap.

Remembering On|8:17 AM| bisa saja

sesuatu di atasmu itu telah meracuni senjaku.

aura hasrat yang melingkar berputaran di atas kepalamu
telah merenggut senyuman senjaku.
benih-benih pikiranmu telah jauhkanku dari kasih.

Remembering On|3:24 AM| sesuatu di atasmu

lebih baik aku jatuh bersamamu,
atau aku akan tercekik dalam lembut keterjerumusan.

Remembering On|3:22 AM| hanya tentang pilihan

itulah mimpi.
sedikit menghabiskan waktu-waktu terbaikku.
beberapa kali menggoda jiwa nyataku.

itulah mimpi.
sedikit memiliki keinginan terindahku,
untuk menghadirkan keagungan dirimu.

isilah mimpi.
tolong datang dan isilah mimpiku saja,
jika nyata dalam bumi dimana kita berpijak adalah kemustahilan.
jika nyata kecupanmu di pelipisku adalah kepura-puraan pemikiran.

Remembering On|3:13 AM| itulah mimpi.

+ + + + +
Thursday, July 01, 2004

gundah memikirkan seperiuk nasi,
lelaki tua itu pun beranjak menatapi malam.

dia menekan lubuk hatinya dengan keras,
agar tak meminta ijin pada Tuhan atas sebuah pengabaian.

ada keinginan.
ada perandaian.
ada pemikiran untuk sesaat saja tidak memikirkan anaknya,
dan melenggang bebas tanpa periuk nasi di tangan.

tapi lelaki tua juga memiliki keinginan
untuk menghembuskan nafas terakhirnya
dengan ingatan akan suapan hangat anak-anaknya.

Remembering On|11:52 PM| tanggung jawab

jangan-jangan,
siang itu sebatas tipuan.
sebenarnya malam, sebenarnya kelam.

jangan-jangan,
cerah itu sebatas celoteh.
sebenarnya remang, sebenarnya gelap.

Remembering On|11:48 PM| curiga

seperti jurang, kata-katamu itu.

aku sudah memasang pagar paling aman.
aku juga sudah jalan menyisi.
namun lontaran kalimat dari fibra mulutmu itu
mencantumkan jatuhnya tembok kestabilan mentalku.

kata-katamu seperti jurang,
kemudian longsor
dan menghabiskan setapak yang sedang kujejaki.

semestinya, aku berpikir untuk memasang sayap,
dan siap untuk terbang.
daripada aku harus bergelayut tidak menentu
pada seutas akar, sambil berharap akan kekuatan.

Remembering On|11:40 PM| jurang (dalam kata-kata)

mari kita duduk tenang dan berpikir sederhana.

wanita itu pernah bersamamu,
menghibur penantian lamamu yang hampa.
wanita itu mendaratkan rasa malu bercinta dalam dirimu.
wanita itu mengenalkan sikap tersipu pada luapan hati.

lantas,
kini kamu menangis, ketika dia pergi.

untuk apa?

bersyukurlah atas jejak-jejak cinta dalam pribadimu sekarang.
bersyukurlah atas pedih yang direntangkan pada gejolak perasaan.

Remembering On|11:28 PM| simplicity

tepat jam 11,
fibra suaramu mulai tergema di balik telepon.

dan sebelum waktu itu lepas,
menyentuh catatan waktu yang lain,
lantun itu kembali senyap.

kau tahu,
bahwa pukul 11 kerap menjadi waktu terindah.

Remembering On|11:12 AM| pukul 11

terkadang di larut malam, aku meradang.
keranjang rencana tentang dirimu telah koyak,
sukar dianyam kembali.

aku tidak akan seduh sisa kopi itu.
aku akan biarkan saja, tetap jejali pembungkusnya.
membelinya bersamamu, membuatnya berharga.
mencicipinya denganmu, menempatkannya permata.

terkadang di terbit pagi, aku meradang.
memikirkan setiap tegukan kopi yang akan segera kujelang,
tanpa senyum nyata darimu.

Remembering On|10:50 AM| meradang

+ + + + +

Photobucket Photobucket