Boleh dikunjungi
Rancangan Situs oleh
(Last Update 31.07.04)
Free Web Site Counters
Tulisan Terdahulu
ketika beruntung malam ini,
ada sebuah keinginan untuk menimang rindu
pada seluruh biru masa lalu.
tidak selamanya rendah kelemahanku.
tidak selamanya tangis menohok getar harian itu.
rerumputmu datang ketika senja
tak pernah terlalu banyak
secukup tenaga ini mampu mencakar bumi
dan mencabuti rerumput itu untukmu
beranda surat kabar pagi
sudah di ujung tanda kehabisan kata
aku sedikit lelah
kalau hanya harus memandangi jalanan padat,
sambil menunggu pelanggan
dengan hanya ditemani eksemplar2 surat kabar
telah sepuluh tahun aku di sini
kamu menginjak tahun ketujuh menemaniku
kemana bau nafasmu,
nakal-nakal tawa tuamu,
marah-marahmu pada pengamen,
atau ejekanmu padaku
ketika sama sekali tak ada pelanggan yang datang
hingga jam makan siang?
jangan kira aku tak merindukanmu, kawan!
makanya aku
selalu sediakan satu bangku kosong itu untukmu
Lantas terlihat sibak layarmu, hai perahu pembawa pangeranku!
Lantas melintas pancaran senja di ujung Senggigi.
Aku sudah bertahun di sampan terabai ini, menantimu, pangeranku!
Karena kau telah berjanji bahwa pelayaranmu hanyalah sementara.
Aku sudah disini, dan tidak akan kemana-mana lagi.
(also catch the moment at www.harisman.fotografer.or.id)
renung itu kubawa hingga senja.
merekalah peneman senja.
keangkuhan itu menaiki delman pantai hingga ke ujung senja
pada ingatan tentangMu
rindu dendam pada pelaku pembubuh asmara
senjaku,
semenjak menara membumbung
bahkan nyiur aku ajak menghembus bayangan terakhir yang dapat kuingat tentang dirimu
aku sudah mati dalam cumbu asmara itu denganmu
kini aku sedang berusaha lahir lewat rahim pemikiran terbaikku.
meneduhi diri mereka sendiri dalam jingga warna yang kemudian cepat berubah malam
merekalah peneman senja
walau bagaimanapun mereka tetap setia pada transisi waktu yang kadang demikian cepat
dari sisi warung kudekatkan penciumanku pada senja
aku baru mendapati betapa senja memang memikat
apa aku harus meminjam waktu darimu, keseharianku, untuk aku habiskan di seluruh rona senja?
keangkuhan itu panas bergejolak
dan kemudian berpacu dengan warna senja
akulah lelaki angkuh itu
sedang kucoba jinakkan percikan-percikan asmara
yang seakan runtuhkan bekal logika
akulah lelaki angkuh itu
dan sedang mengingat tingkahmu, yang bangkitkan emosiku.
aku sempat rendahkan pandangku
dan panjat doa
meminta ampunan atas dosaku
kemudian berlaluku dari rumahMu
hingga dosa kembali menyembul di ubun-ubun
dan melantaiku bersama gagas perusak moral
bersama goda-goda dosa terbesar
aku berhura tiada lelah
aku melupa tanpa arah
apa harus bencana
yang kemudian tempa rumahMu kini
yang pada akhirnya sadarkanku
atas kepergianku sekian lama dariMu?
pada ingatan tentangMu
aku harap dapat kembali
dan berkumpul dalam hidayatMu
meski harus bencana terlebih dahulu
yang telah gempur rumahMu
untuk tebusan kesadaranku.
untuk Aceh dan seluruh saudara di Aceh.
dalam hatiku
tak bisa kutahan demikian rupa dengan suara
aku melendot terhampar
di dalam gubuk terterang cahaya lampu minyak
saja
aku hanya bisa nyalakan sigaret
tanpa bisa hadirkanmu di sini
menuntaskan awalan yang kau buat dengan suaramu.
lantas sendiriku
senjaku,
lantas sendiriku
aku memang gemar runtuhkan rasa di ujung senja
aku memang senang menantikanmu di riuh senja
aku hanya punya keyakinan
bahwa aku akan dapat menemukan pendar asmara
di selasar semburat senja
seribu lupa dari umat manusia
semenjak menara berkumandang
sejuta abai dari umat sedunia
termasuk aku
ya, termasuk aku
lantas, teraga rohku hingga merasa sakit karena pukulan
terhempas rohku sebagai raga karena hamparan aliran air yang berlebih
terengahku bernafas, mungkin karena tak terlatih berdoa
apa menara masih akan mengajakku meniti jalan religi menuju kasihNya?
belum kering seluruh air mataku akan haru,
namun aku harus terus melangkah.
selamat tinggal detik-detik kemalasan.
selamat tinggal buai-buai nafsu dosa.
selamat tinggal cerita basi masa lalu.
sungguh indah menemukan diri sendiri dalam tekad
aku merasa tinggi dalam segala arti dan nuansa yang positif
aku ingin menjadi raja untuk diriku sendiri
dan bukan hanya untuk satu hari saja.