Boleh dikunjungi
Rancangan Situs oleh
(Last Update 31.07.04)
Free Web Site Counters
Tulisan Terdahulu
sejurus cahaya pagi.
sejurus cahaya indah pagi.
tidak akan pernah tahu tentang anugrah,
jika terus menerus merambah rutinitas
dengan kebosanan jiwa.
tidak akan pernah tahu tentang harapan,
jika terus menerus menuliskan agenda
dengan ketidakbebasan gerak hati.
dalam sejurus cahaya pagi,
aku sangat bersyukur atas pengalaman tentang waktu
yang begitu dinamis.
aku bersyukur atas ingin dan tekadku.
jangan lagi kemarahan itu membuat keringat yang tidak perlu.
jangan lagi meneriakkan nafsu dan
jangan lagi mencantumkan pandang mata melotot.
mereka sudah lelah
dan mari berharap bersama
bahwa mereka pun telah jera
dengan seluruh hujat-hujat kita.
aku menyempatkan diriku mengenal rintik
yang pernah hadir di sekujur kedatanganmu,
bahkan juga pada kepergianmu.
aku menyempatkan waktu untuk berbincang,
dan bertukar pikiran.
Oh, sungguh mengejutkan, kekasih...
rintik bukan hanya mengetahui rinci, cerita tentang kita.
mereka bahkan tahu rinci perbincangan kita
hingga sebuah kata terakhir darimu itu.
lantas rintik,
kemudian menjadi teman yang akan selalu kurindukan.
ketika hendak kubuat dosa yang berlebih di satu hari,
mataku mendadak pedih dan tak sanggup memandang lagi.
apa ini peringatan yang mampu kau beri, Tuhan?
semacam persimpangan akan seluruh keputusan-keputusan sesaatku?
ketika hendak kupikirkan lagi tentang dosa itu,
pintu neraka sudah terbuka dan seperti tak sabar untuk menyedotku jauh ke dalam.
apa ini hembusan yang kau lakukan, Tuhan?
agar aku kembali pada jalanmu lagi dan menjadi hambaMu yang setia?
sampai sekarang,
aku belum mampu menyebrangi sungai,
hingga sanggup menyentuh tanganmu.
sampai sekarang,
kau tetap berdiri di samping jejeran bebunga mawar,
sambil terus menatapku dengan kesan perlahan.
apa lagi yang menahanku?
tukar jemari,
tutup sebelah mata,
dan menari kaki ini lantas di tengah melodi yang sunyi.
aku sudah bersihkan polusi darimu.
aku sudah hapus rendah-rendah jiwamu.
aku hanya ingin menulis bersamamu,
tentang hari-hari kita yang mungkin terkesan biasa,
namun sebenarnya luar biasa sekali.
jadinya,
warga desa telah rembuk untuk segera membunuhku.
aku dinilai bersalah
aku dirasa berbahaya
aku dikatakan pembantai sisi baik umat manusia.
sedihnya,
aku tidak punya pengacara.
mereka terkait dengan cinta.
tak bisa kupisahkan.
seorang lelaki pada istrinya.
seorang ibu pada anaknya.
bahkan seorang bocah pada mainan barunya.
mereka bernafas dengan kasih.
tak bisa kurentangkan agar berlari pada kesendirian.
mereka telah berani mengatakan lantang,
bahwa kesendirian mereka telah mencantumkan aura cintanya,
terikat untuk selamanya.