Boleh dikunjungi
Rancangan Situs oleh
(Last Update 31.07.04)
Free Web Site Counters
Tulisan Terdahulu
jambak batin rapuhmu, aku lantas menengadah pada langit.
meski aku tahu jika langit seringkali tak dapat menolong,
tetap saja aku memberikan penawaran pada langit untuk berbuat baik.
sementara kau,
tetaplah di rengkuh pundakku dan cobalah untuk tidak menangis.
selain langit, masih ada banyak sangga harapan untukmu.
tatap lekat kesedihanmu pagi ini,
aku hampir menerobos lubang keputusasaan,
meski tak kukatakan kepadamu.
dalam daya jelajah hari-hariku di saat-saat lalu,
pedihmu biasanya tak mereda hingga maut lebih dulu menjemputmu...
tapi kau tak perlu risau akan mati,
tak perlu gusar akan lepasnya nyawamu dari raga...
tak juga perlu memikirkan aku yang mungkin saja tak bisa lagi menangis
ketika melepaskanmu untuk kembali pada Sang Pencipta.
tak perlu risau karena itu justru gerbangmu menuju kebahagiaan abadi.
tak ada angin
tak ada badai
seluruh rasa hanya tergadai
oleh kebisuanmu yang luar biasa itu
oleh ketajaman mata bencimu itu..
meroket penuh rasaku,
memenuhi segenap semesta yang tergambar di matamu.
menggenap luluh hati terbaik,
terus memberikan kabar indah dan tak terkatakan.
aku mencintaimu,
dalam apapun jua kesempatan.
kejang mata merangkul keangkuhan hatimu.
peluh-peluh runut, menatap antrian panjang sebelum eksekusi.
aku yang memang akan datang,
sambil pegang palu godam, media eksekusi dirimu.
aku adalah pemaku akhir nafas egomu
yang tak pernah henti menggesek kesederhanaan alami.
kejang matamu kemudian menatapku.
kau tahu akan segera membunuhnya,
tapi tetap kau tak pernah lupa akan angkuhmu.