Boleh dikunjungi
Rancangan Situs oleh
(Last Update 31.07.04)
Free Web Site Counters
Tulisan Terdahulu
kuambil gitarku,
kutinggalkan di belakang kertas koran,
bekas tempat dudukku
sebentar saja lampu itu menyala merah
sebentar lagi hijau
sebentar lagi gas-gas menderu
kudendang lagu-lagu
dalam musik sederhana khas jalanan
dalam impian beberapa ribu rupiah
apa suguh melodi-melodi kami menjadi kenan dalam hatimu?
jenuh risihku
tantang belaka menuju musnah
menusuk kebebasan yang selalu agung.
bosan kutat pikirku
menentukan lubang yang paling kau suka.
inspired by Ram
hampiri danau yang nyaris memerah
karena darah
aku pun datang dengan sebilah pedang terhunus
mencari mangsa untuk kugerus
biar nyaliku tak kurus
apa kau siap menebarkan malaikat-malaikat penyelamat di pundakmu?
apa kau siap menemui maut?
hingga danaupun bukannya nyaris melainkan merah.
atau kau hendak menunduk
dan membersihkan mata pedangku?
Rindu.
Menagih dahaga untuk bertemu sapa.
Rindu.
Hingga menemukan arti kehadiranmu.
hari ini,
kekasihku pulang.
membawa senyum sejuta makna.
aku akan menjejakkan langkah,
meniti setapak,
menyambut kedatangannya yang megah.
hari ini,
kekasihku pulang.
mawar pun sudah kusiapkan,
hanya untuk hembuskan wangi ke inderanya.
untuk Dewi Layla, my lovely wife
satu setengah miliar rupiah receh
kalian habiskan di jalanan,
setiap hari.
sebagian kecil darinya jatuh ke tanganku.
tak banyak.
sejumput saja, seperti kataku.
satu setengah miliar rupiah receh
kalian habiskan di alam lepas yang kami huni,
setiap hari.
meski sulit kumengerti keikhlasan kalian.
tak peduli.
kuterima saja,
kujadikan nasi atau rokok atau sekedar jajan tak bergizi.
satu setengah miliar rupiah receh
kalian rogoh dari kantong ajaibmu itu,
setiap hari.
kadangkala recehan itu bisa kurobek, bukan berdenting.
sama saja,
toh mengemis tak harus menampung recehan koin belaka.
satu setengah miliar rupiah receh setiap hari
terkesan besar nilainya
hingga seakan bisa memusnahkan bayangan kemiskinan
atau kebodohan pemikiran yang melekat padaku.
bisa menghentikanku mengemis.
bisa mencegahku membelanjakannya untuk rokok
atau jajanan tak bergizi, atau nasi tanpa lauk.
satu setengah miliar rupiah receh setiap hari
bisa saja kalian belikan susu, biskuit sehat,
daging protein tinggi atau beras kualitas tinggi
dan kalian bagikan kepada kami.
atau, bisa juga kalian belikan buku-buku bacaan agar kami pintar.
tapi, hendak kemana kujual semuanya ini
jika suatu saat nanti aku membutuhkan uang tunai?
kemudian, berlanjut pada tawa
kembar sesal bercampur sedih.
air muka berubah.
muntah mengeluarkan darah.
seputar gagah dan lemahku,
kuntit mentariku dan berdendanglah di depanku.
maka mati mungkin menepikanmu dari masalah
sisihkan duka
benamkan lara
menjemput kembali bahagia yang awalnya menjelma kepingan...
kemudian, engkau runtuhkan ketakutan
mulai lagi deru-deru ksatria
nafas-nafas jagoan
cermin semangat ruh-ruh penghuni jiwa seorang pemberani
lantanglah kemudian cocor ucapmu
menghentakkan terus isi batinku untuk ikut berkobar bersamamu
dalam ungkapan-ungkapan lugas
tajamlah kemudian lekuk pikirmu
merangsang selalu daya jelajah nuraniku
menggempur hampa dan kekosongan pikiran serta nafsu
titik-titik noda menindih tanpa peduli.
angin sejuk berlari, bercerai.
apa lagi yang aku punya,
selain kamu yang aku kasihi,
namun terbenam dalam dampak dosa-dosaku?
tadi marah kini geram.
kencingi saja aku dengan batu!
apalagi kau tahu,
bahwa aku tak akan menghindar.
titah melambungkan marah.
aku gerah.
melucuti rokmu yang merah.
aku menyerah.
memandangimu seakan murah.
aku luka parah.
menuliskan sejarah.
kupesan juga tongkat pemapah jalanku.
seputar mimpi dan mauku,
kusiapkan pena dan berlembar-lembar kertas.
seputar kasih dan masa kecil,
kukatakan terima kasih beribu arti.
hidupku mungkin tinggal seumur jagung.
biarlah matiku tak menyusahkanmu.
biarlah mimpi kubawa hingga mati.
aku ingin bergoyang pagi ini,
hangatkan tubuh yang menggigil karena cinta.
suarakan bebunyian seronokmu dan teriaklah.
aku ingin juga teriak pagi ini,
menenggelamkan kepedihanku karena sepi.
meski kau undang kesedihan yang luar biasa
maka mati menjadikan penebusan dosa bagimu
meski air mata sulit untuk tertahan di pelupuk mataku
maka mati mendekatkanmu lagi dengan batinku
meski perbincangan kita berikutnya ada di pusaramu.
untuk orang tua terpidana mati karena narkoba