Boleh dikunjungi
Rancangan Situs oleh
(Last Update 31.07.04)
Free Web Site Counters
Tulisan Terdahulu
ketika seorang pendusta bicara,
banyak yang menutup telinga.
ketika seorang pemimpin bicara,
banyak yang ingin membuka mata.
ketika seorang penjahat bicara,
banyak yang ingin menghujat.
ketika seorang pemuka bicara,
banyak yang ingin mencatat.
seperti apakah pemimpin kotaku yang sedang berbenah ini?
apa kau kira aku mau mengakhiri cinta di kamar hotel?
aku ingin bertemu denganmu dalam mimpi.
“nenek, minyak tanah kita habis!”
sehingga hujan pun tertahan awan
tak ada helai sedikitpun di badanmu.
hanya asap-asap dari marlboromu yang menyesakkan.
apa kau lantas bisa membayar kamar ini,
tanpa merasa kau telah membeliku?
aku tak bisa kau beli.
lebih baik kau mencintaiku saat ini juga,
atau kau tak akan pernah keluar lagi dari kamar hotel murahan ini.
tak mungkin bagiku menciummu saat terjaga
tak mungkin pula terbang dan mengajakmu berkeliling di udara.
aku ingin kau segera tertidur
maka aku tularkan kantukku kepadamu.
dhank ari
18 januari 2007
jangan khawatir,
ibumu pelanggan minyak tanah yang paling dicintai Bang Mamat.
kamu tahu Bang Mamat, kan?
penjual minyak tanah di ujung desa?
tunggulah sampai dia melamar ibumu!
selain kau berbapak lagi,
kau juga tak perlu beli lagi minyak tanah.
minyak tanah habis?
tak terkirim ke desa kita?
ah, itu hanya isu!
minyak tanah itu menunggu di gudang Bang Mamat agar tak terbeli.
agar sebidang tanah di kampung sebelah mampu terbeli oleh Bang Mamat.
dhank ari
18 januari 2007
seakan percuma kau menangis,
karena bumi tak akan mendengarkan.
seakan percuma juga kau murung,
karena bumi kan tetap tertawa.
keangkuhan penguasa-penguasan itu terlampau mendarah daging.
kesombongan mereka terlampau melekat sebagai peluh,
yang seandai menguap menjadi awan maka akan menjadi perisai kepekaan mereka sebagai manusia.
hujan telah tertahan awan.
mungkin baik jika kau biarkan dulu peluh mereka menjadi batu di bumi,
daripada terus membuat mereka menguap menjadi awan,
dan membuat perisai penghalangmu.
baru kau bisa menangis.
dan menyampaikan kesedihanmu pada bumi.
dhank ari
18 januari 2007
hingga kembali jiwa yang sesungguhnya,
baru bisa kau nyatakan cinta.
baru bisa kau yakinkan sayang di dirinya.
tak lah bisa takabur dengan rasa.
terlalu kabur untuk kau percayai begitu saja.
bumi tahu bahwa aku sudah mencoba.
aku benci kata itu.
berjalan pelan mungkin tak sanggup,
tutup sudah seluruh kemaluanmu!
bukan saatnya lagi
bumi tahu karena merasakan basah air mataku.
angin tahu bahwa aku telah lelah menanti.
angin tahu karena hembusannya sering kalah oleh lenguhanku.
air tahu bahwa aku ada di ujung tanduk semangat.
air tahu karena aku semakin jarang bertegur sapa dengannya.
benar-benar memojokkan hati hingga tersudut
dan sulit berkata lagi, meski dalam pikiran saja.
aku benci tatap itu.
benar-benar meruntuhkan perasaan hingga kesal
dan sulit tenang lagi, sampai pada tingkah laku.
apalagi berlari!
aku tak ingin lagi berdiri,
dan memilih tertidur saja di sini.
sampai pencabut nyawa menjemputku.
kampung ini sudah renta
tak sanggup lagi topang beban dosa-dosamu
hembuskan juga nafsu-nafsu terbukamu
jauh ke atas langit
dan menunggu angin tiupkannya habis
kami perlu nafas
kami perlu mata
yang takkan merasa gagah
saat semua itu masih di sini..
29 des 2006
aku menonton hujan
(bukan) inginku lagi
untuk bermain air
aku harus bergegas mengajak payung,
menyusuri jalan-jalan basah
aku harus bertemu lagi para penyumbang uang jajan
dan menawarkan payungku
29 des 2006